Selamat Datang di Blog SD negeri 2 Gunung Geni Banyuanyar Probolinggo

Senin, 15 November 2010

ARTIKEL PTK ( Contoh )


ARTIKEL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL :

METODE DEMONSTRASI

DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PERCOBAAN PADA GAYA BAGI SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI GUNUNG GENI II KECAMATAN BANYUANYAR

KABUPATEN PROBOLINGGO


Oleh :

ERFAN YULIANTO

NIP. 19760706 200903 1 002


KABUPATEN PROBOLINGGO

2009


METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PERCOBAAN PADA GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN GUNUNG GENI II KECAMATAN BANYUANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu guru harus memiliki pemikiran untuk membuat perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas dalam mengajar.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan meliputi tiga langkah yaitu pertama pemahaman konsep alat peraga konkrit dan gambar-gambar, kedua pemahaman konsep melalui latihan dan tugas, ketiga kemahiran pemahaman konsep melalui problematik, investigasi, dan mencongak. Pada langkah yang ketiga menunjukkan masalah bahwa pemahaman tentang gaya, siswa belumlah optimal. Hal ini ditandai dengan pertama mengerjakan soal latihan dalam waktu yang lama, kedua tingkat kebenaran jawaban rendah, ketiga kemahiran mencongak lemah.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, penulis menerapkan metode demonstrasi dengan melakukan praktek secara langsung dalam pembelajaran tentang gaya dan perubahan gerak dan/atau bentuk suatu benda akibat sebuah gaya. Kenyataan membuktikan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Hasil Percobaan pada Gaya bagi Siswa Kelas IV SDN GUNUNG GENI II Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo.

.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan metode demonstrasi siswa kelas IV dapat melakukan percobaan tentang teori gaya?

2. Apakah dengan metode demonstrasi siswa kelas IV dapat menyimpulkan teori tentang gaya?

.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan percobaan terhadap gaya melalui metode demonstrasi.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan terhadap gaya melalui metode demonstrasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis

1.4.2 Bagi Guru

1.4.3 Bagi Kepala Sekolah

1.4.4 Bagi Pengawas

1.4.5 Bagi Siswa

1.5 Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah “Jika Menggunakan Metode Demonstrasi Maka Siswa Kelas IV dapat Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Hasil Percobaan tentang Gaya”.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.1 Pengertian IPA

2.1.2 Tujuan

2.1.3 Ruang Lingkup

2.1.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

2.2 Energi dan Perubahannya

2.2.1 Standar Kompetensi :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

2.2.2 Kompetensi Dasar :

7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

2.2.3 Standar Kompetensi :

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.4 Kompetensi Dasar :

8.1. Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar seta sifat-sifatnya.

8.2. Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

8.3. Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas / baling - baling / pesawat kertas / parasut.

8.4. Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.

2.3 Bumi dan Alam Semesta

2.3.1 Standar Kompetensi :

9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.

2.3.2 Kompetensi dasar :

9.1. Mendiskripsikan perubahan kenampakan bumi.

9.2. Mendiskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari.

2.3.4 Standar Kompetensi :

10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

2.3.5 Kompetensi Dasar :

10.1. Mendiskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angina, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut).

10.2. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor).

10.3. Mendiskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor).

2.4 Arah Pengembangan

Metode Demonstrasi : ialah metode pembelajaran dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau peserta didik sendiri memperlihat kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara mengambil air wudlu, proses jalannya sholat dua rakaat dan sebagainya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

3.1.2. Subyek Penelitian

3.2. Rancangan Penelitian

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.4. Teknik Analisa Data

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1. Setting Penelitian

A. Letak Sekolah

B. Keadaan dan Fasilitas Sekolah

C. Keadaan Peserta Didik

4.2. Analisa Data

Data penelitian yang diperoleh berupa : pertama, hasil observasi tentang gaya dengan menarik dan mendorong pintu, kedua, hasil observasi tentang gaya dengan menendang bola, menarik mobil-mobilan dan mendorong pintu dan setelah itu membuat kesimpulan pada setiap hasil percobaan yang telah ditentukan. Dari dua data tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

4.3. Interpretasi Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran – saran

- See more at: http://wibialwis.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-tampilan-posting-di-home.html#sthash.4Dv3iKkD.dpuf

Senin, 01 November 2010

NISN

No. NISN Nama Kelamin Tingkat
1 9982640500 ABDUL MANAP Perempuan 2
2 0003544892 ABU SOFYAN Laki-laki 2
3 0003544890 ACH. HAMDANI Laki-laki 2
4 0040157753 ACH. HAMDANI Laki-laki 2
5 0050291036 AHMAD FEBRIAN MAULANA Laki-laki 2
6 0050291038 AHMAD SHOLIHIN Laki-laki 2
7 9982640502 AISYAH MUFARROHAH Perempuan 2
8 0040157752 ALFIATUL LAILIYAH Perempuan 2
9 0050291040 ALFIN MAULIDA Perempuan 2
10 9942425925 ALI YAZID Laki-laki 2
11 0032378528 AMINATUS ZUHRIYAH Perempuan 2
12 0040157747 ANDRI Laki-laki 2
13 0040157758 ANISA Perempuan 2
14 9954029510 DEWI LATIFA Perempuan 2
15 0040157749 DIVA Perempuan 2
16 9993448584 EFIN AGUSTIN NINGSIH Perempuan 2
17 0003544894 FAIQOH Perempuan 2
18 0040157750 FONI SAMUDRO Laki-laki 2
19 9931426198 GHOZALI BAHAR Laki-laki 2
20 9942425924 HAFID JUNIATO Laki-laki 2
21 0040157760 HOLIFATUR ROHMAH Perempuan 2
22 0010422143 HOLIFATUS SA'ADAH Perempuan 2
23 9954029509 INAYATUL KARIMAH Perempuan 2
24 0003544891 ISNAINI Perempuan 2
25 0040157755 JUNAIDI Laki-laki 2
26 9993448579 LAELATUL FITRIAH Perempuan 2
27 0033918959 LAILATUL ALIYAH Perempuan 2
28 0010422139 LINDA SILVIA Laki-laki 2
29 9964006498 LUKMAN HAKIM Laki-laki 2
30 0050291037 LUKMAN HAKIM Laki-laki 2
31 0010422142 M. ABDUL HARIS Laki-laki 2
32 0040157751 M. ALI ZAMZALI Laki-laki 2
33 0050291039 M. ANDIKA Laki-laki 2
34 0025857822 M. FERDI Laki-laki 2
35 0040157754 M. FIJAY Laki-laki 2
36 0032378529 M. HAFID Laki-laki 2
37 0032378527 M. HOSEN Laki-laki 2
38 0040157756 M. ISMAIL Laki-laki 2
39 0033918958 M. QURAISY Laki-laki 2
40 0027315837 M. SHOLIHIN Laki-laki 2
41 0010422141 M. ZAMRONI Laki-laki 2
42 0010422146 MARISA AULIYA Perempuan 2
43 0040157748 MASROHATI AYUNI Perempuan 2
44 9993448580 MIFTAHUL HILMIAH Perempuan 2
45 9954029508 MISBAHUL ULUM Laki-laki 2
46 9964006499 MOHAMMAD GUFRON Laki-laki 2
47 9982640498 MUHAMMAD FAISOL Laki-laki 2
48 9982640499 MUHAMMAD HAFID Laki-laki 2
49 9993448582 MUHAMMAD SAIFUL Laki-laki 2
50 9993448587 MUHAMMAD SOFI Laki-laki 2
51 0010422140 MUSTOFA HILMY Laki-laki 2
52 0010422144 NURHAKIM Laki-laki 2
53 9942425923 NURMILA Perempuan 2
54 0027315841 NURUL FAIZA Perempuan 2
55 0040157759 SERLIY FAHMIA Perempuan 2
56 0027315839 SINDY RISKY F.Q.P Perempuan 2
57 0040157761 SITI AISYA Perempuan 2
58 0040157746 SITI FATIMAH Perempuan 2
59 9993448581 SITI LUTFIAH Perempuan 2
60 0027315838 SITI MAISYAROH Perempuan 2
61 0040157757 SITI MUAWANAH Perempuan 2
62 9993448585 SOLEHATINA Perempuan 2
63 9931426199 SUSANTO Laki-laki 2
64 9993448583 TAUFIK HIDAYATULLAH Laki-laki 2
65 0003544893 ULFATUNNIAH Perempuan 2
66 9993448586 UMMUL KARIMAH Perempuan 2
67 0027315840 YUDISTIAR PRASETYO Laki-laki 2
68 0025857823 ZAINAL ABIDIN Laki-laki 2
69 0010422145 ZULFIA Perempuan 2
70 9982640501 ZULFIATUN HASANAH Perempuan 2
71 9945999011 Ahmad Qurais Laki-laki 4
72 9956533232 Fais Perempuan 4
73 9956533234 Faisol Laki-laki 4
74 9956533233 Gazali Laki-laki 4
75 9956533231 Hamdani Laki-laki 4
76 9945999013 Holifatussa'adah Perempuan 4
77 9935497492 Isnaini Perempuan 4
78 9945999009 M. Abd Haris Laki-laki 4
79 9945999008 M. Ali Laki-laki 4
80 9945999007 M. Hafid Laki-laki 4
81 9945999012 M. Hozen Laki-laki 4
82 9935497493 M. Zamroni Laki-laki 4
83 9945999010 Nurhakim Laki-laki 4
84 9956533235 Siti Muawanah Perempuan 4
85 9956533230 Ulfatunniah Perempuan 4
86 9945999014 Zainal Abidin Laki-laki 4
87 9945999015 Zainal Hasan Laki-laki 4
88 9935497491 Zulfia Perempuan 4
89 9956533241 Abu Sofyan Laki-laki 5
90 9956533237 Ach. Hamdani Laki-laki 5
91 9956533238 Faiqoh Perempuan 5
92 9956533244 Lindasilfia Perempuan 5
93 9956533236 M. Andre Azza F. Laki-laki 5
94 9956533245 M. Sofi Laki-laki 5
95 9956533243 Muhammad Saiful Laki-laki 5
96 9956533239 Mustofa Hilmy Laki-laki 5
97 9956533240 Siti Maisaro Perempuan 5
98 9956533242 Solehatina Perempuan 5
99 9956533255 Afid Junianto Laki-laki 6
100 9956533254 Ali Yasid Laki-laki 6
101 9956533246 Dewi Latifa Perempuan 6
102 9956533252 Gufron Laki-laki 6
103 9956533248 Inayatul Karimah Perempuan 6
104 9956533253 Lukman Hakim Laki-laki 6
105 9956533249 Misbahul Ulum Laki-laki 6
106 9956533247 Moh. Yazid Laki-laki 6
107 9956533251 Nurmila Perempuan 6
108 9956533250 Susanto Laki-laki 6
109 0011658738 USWATUN HASANAH Perempuan 6
- See more at: http://wibialwis.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-tampilan-posting-di-home.html#sthash.4Dv3iKkD.dpuf

Jumat, 30 April 2010

SEMANGAT ANAK GUNUNG

- See more at: http://wibialwis.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-tampilan-posting-di-home.html#sthash.4Dv3iKkD.dpuf

Senin, 01 Maret 2010

Program Kegiatan KKG Gugus

Sekilas Tentang Pelaksanaan Lesson Study di Jepang

Makoto Yoshida

(Diterjemahkan oleh Muchlas Yusak, Widyaiswara LPMP Jateng)

Dalam paper ini, Makoto Yoshida, seorang pakar lesson study dan praktek pembelajaran di Jepang, memberikan gambaran mengenai lesson study di Jepang. Praktek lesson study mempunyai sejarah panjang terkait dengan upaya perbaikan pembelajaran dan pemelajaran di kelas dan telah membantu dalam pengembangan kurikulum di Jepang. Yoshida memberikan garis besar pelaksanaan lesson study sebagaimana dipraktekkan di Jepang, termasuk perencanaan jadwal lesson study, pemilihan tema penelitian, penyiapan research lesson, penulisan rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, diskusi tentang research lesson, penulisan laporan lesson study, dan penyelenggaraan open house.

Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan dapat memperbaiki mutu pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran yang mereka fasilitasi. Praktik ini mempunyai sejarah panjang, dan secara signifikan telah membantu memperbaiki pembelajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) di kelas maupun dalam pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang melaporkan bahwa lesson study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi penting yang telah membantu guru-guru tumbuh berkembang sebagai profesional sepanjang karer mereka (Yoshida 1999).

Guru-guru Jepang menyelenggarakan lesson study dalam berbagai bentuk dan cara. Lesson study dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan profesi berbasis sekolah yang dikenal dengan nama Konaikenshu dan diselenggarakan menurut kelompok sekolah atau kelompok mata pelajaran. Lesson study juga dapat dilaksanakan antar sekolah. Di Jepang kegiatan lesson study dilaksanakan menurut wilayah (seperti, kecamatan, kabupaten, dsb.), kelompok guru (misalnya, kelompok guru mata pelajaran di sekolah dan kelompok guru KKG/MGMP). Lesson study juga menjadi bagian dari pendidikan guru di tahun pertama mereka bertugas, serta sebagai bagian dari asosiasi maupun institusi pendidikan.

Lesson study terdiri dari tiga bagian utama: (1) identifikasi tema penelitian (research theme) dari lesson study; (2) pelaksanakan sejumlah research lesson yang akan mengeks-plorasi research theme; dan (3) refleksi proses pelaksanaan lesson study, termasuk pem-buatan laporan tertulis.

Identifikasi Research Theme dalam Lesson Study

Proses penetapan research theme (tujuan utama) untuk lesson study tertentu melibatkan diskusi awal di antara semua guru dalam tim/kelompok. Proses ini biasanya dilakukan di awal proses lesson study. Research theme biasanya disusun dengan terlebih dulu mengidentifikasi kesenjangan antara kenyataan kemampuan belajar dan pemahaman siswa dengan harapan guru terhadap kemampuan siswa, berdasarkan pada data yang ada dan refleksi terhadap praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, guru-guru mendiskusikan bagaimana mereka akan dapat menutup kesenjangan kinerja siswa itu. Melalui kegiatan ini, guru-guru di Jepang mengembangkan research theme dan memanfaatkannya sebagai fokus upaya perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan lesson study. Research theme juga digunakan untuk menentukan berhasil tidaknya suatu lesson study.

Sekolah Dasar Tsuta di Hiroshima, Jepang memilih research theme-nya “Meningkatkan kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar sesama siswa saat mereka sedang fokus dalam pemecahan masalah dalam pelajaran matematika.” Untuk menetapkan research theme, sekolah mengadakan pertemuan guru dua kali. Semua kelompok guru dari berbagai kelas berbagi pandangan mereka tentang kondisi kemampuan belajar siswa, kelemahan siswa dalam belajar dan harapan mereka terhadap siswa. Kemudian guru-guru mengidentifikasi beberapa masalah umum yang dapat mereka sepakati untuk melakukan perbaikan kemampuan belajar siswa.

Kutipan dari disertasi doktoral saya berikut ini lebih jauh menjelaskan bagaimana guru Sekolah Dasar Tsuta menentukan research theme mereka:

“Siswa di sekolah ini ceria, patuh dan sangat antusias belajar. Namun, tampaknya mereka belum menguasai kecakapan-kecakapan berfikir mendalam mengenai satu permasalahan, mendengarkan dan memperhatikan komentar-komentar siswa lain, serta menghargai pendapat siswa lain. Selain itu, ketika anak-anak mencapai kelas lima dan enam, mereka cenderung semakin takut berbuat salah di hadapan siswa lain. Sebagai akibat dari rasa takut ini, mereka menjadi kurang bergairah untuk menjadi peserta aktif dalam proses belajar. Untuk mengatasi masalah ini, tim memutuskan memilih tema ”Meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir mandiri, menemukan, dan saling belajar dari sesama siswa.” Mereka merasa bahwa dengan memilih topik ini mereka dapat menumbuhkan hasrat yang kuat dari masing-masing siswa untuk belajar (ketika mereka menghadapi mata pelajaran baru) dan mengajar (mereka meningkatkan kemampuan mereka belajar dari) gagasan-gagasan siswa lain dan dari kesalahan mereka sendiri (dan kesalahan orang lain), pada saat yang sama memperkuat rasa keberhasilan di antara semua siswa.” (Yoshida 1999)

Di Jepang, lesson study telah dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dan banyak mata pelajaran lainnya. Beberapa contoh research theme dari lesson study di beberapa mata pelajaran adalah:

· memberi fokus pada pembelajaran bahasa Jepang yang akan mematangkan kemampuan siswa berekspresi

· mengembangkan pembelajaran matematika dengan persiapan matang sehingga dapat memberi kepuasan kepada siswa dan membuatnya menyenangi kegiatan bermatematika sambil meningkatkan kemampuan mereka memandang masa depan secara positif dan berpikir kritis

· menggunakan kelas bahasa Jepang untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggeluti topik-topik yang mereka jumpai sehari-hari.

· membentuk perilaku yang otonom siswa serta penuh gairah hidup dengan cara mengembangkan kebugaran dan kesehatan fisik mereka.

Sekolah di Jepang biasanya menangani research theme dan mata pelajaran yang sama, matematika sebagai contoh, selama tiga sampai empat tahun. Ini terutama dalam setting konaikenshu, yang di dalamnya sekolah mencoba mengembangkan konsistensi dalam pembelajaran di seluruh sekolah untuk memperbaiki pemelajaran siswa. Seperti disebut-kan terdahulu, research theme berjangka tiga tahun dari SD Tsuta adalah, “Meningkatkan kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar sesama siswa saat mereka sedang fokus dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.” Untuk mencapai tujuan besar ini, guru-guru biasanya menetapkan serangkaian sub-tujuan, satu sub-tujuan setiap tahunnya, sambil menjaga research theme sebagai tujuan utama. Tahun pertama mungkin difokuskan pada peningkatan kecakapan pemahaman siswa dalam permasalahan kosakata. Tahun ke dua bisa fokus pada kecakapan berpresentasi dan menyimak, sedangkan tahun ke tiga untuk pengembangan kecakapan berdiskusi. Pendekatan step-by-step dalam pencapaian sub-tujuan ini dimaksudkan agar research theme dapat tercapai secara utuh.

Pelaksanakan Research Lessons

Pada tahap persiapan dan kajian, sekelompok guru secara bersama membuat rencana rinci research lesson. Kelompok ini biasanya disebut kelompok perencana pembelajaran. Kelompok perencana pembelajaran biasanya terdiri dari empat sampai enam orang. Jika lesson study diselenggarakan dalam setting konaikenshu, guru-guru dibagi ke dalam sub-kelompok dan berfungsi sebagai kelompok perencana pembelajaran.

Untuk menyiapkan suatu research lesson, tim guru mendiskusikan berbagai masalah. Pertama, guru melihat pada pokok bahasan yang mereka selidiki dan diskusikan:

· apa yang diajarkan dan bagaimana buku teks menyajikan suatu unit pembelajaran

· bagaimana buku teks atau bahan ajar lainnya menyajikan unit tersebut dengan cara berbeda

· hubungan unit pelajaran dengan kurikulum

· pengetahuan yang sebelumnya sudah dipelajari siswa dan pemahaman siswa terhadap topik saat sekarang

· tujuan dan konsep matematika yang penting pada unit itu

· bagaimana kesesuaian research lesson dengan unit tersebut

· tujuan dari research lesson

Kemudian guru-guru membahas ciri-ciri khusus dari research lesson yang sedang mereka kembangkan. Berikut ini daftar topik yang sering mereka bahas:

· masalah yang akan menjadi fokus pelajaran

· bagaimana memulai pelajaran (pelibatan dan minat)

· pertanyaan utama yang akan diberikan untuk memacu berfikir anak

· antisipasi jawaban siswa dan respon guru

· perangkat pembelajaran dan manipulatif

· handout dan catatan

· pengaturan penggunaan papan tulis dan pemanfaatan media pembelajaran

· kemajuan, alur, dan keterpaduan (koherensi) pelajaran

· bagaimana dan di mana pelajaran diakhiri

· bagaimana pelajaran dievaluasi

Guru-guru sering membahas masalah-masalah lain bersamaan dengan pembahasan research lesson yang sedang mereka kembangkan. Sebagian topik bahasan mereka adalah:

· bagaimana menangani perbedaan individual anak

· bagaimana meningkatkan kecakapan siswa yang beragam dalam memecahkan soal-soal matematika (misalnya, menggambar diagram, tabel, dan grafik, mengu-rutkan dan mengkategorikan)

· bagaimana meningkatkan kecakapan-kecakapan siswa lainnya di samping pengetahuan mereka tentang matematika (misalnya, kecakapan menyimak dan kecakapan presentasi)

· jenis pengalaman belajar yang membantu siswa terlibat, tertarik dan berkeinginan mendalami pelajarannya lebih lanjut

· persoalan-persoalan abstrak mengenai pendidikan matematika (misalnya, Apa yang kita ajarkan kepada siswa dengan mengajarkan mata pelajaran matematika?)

Dalam proses perencanaan pembelajaran, guru-guru mengembangkan research lesson tertulis yang rinci. Perencanaan research lesson secara tertulis merupakan komponen sangat penting dari proses lesson study. Proses penulisan rencana pelaksanaan pembelajaran itu sendiri akan membantu guru memperdalam pemikiran mereka mengenai masalah-masalah yang terkait. RPP, research lesson merupakan rekaman tertulis dari kerja tim/kelompok. Rencana itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan guru-guru lain di dalam maupun di luar kelompok selama proses lesson study. Akhirnya, tim bisa berbagi RPP research lesson dengan pelaku-pelaku lesson study lain sehingga upaya kelompok dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dalam upaya memperbaiki pembelajaran (teaching) dan pembelajaran (learning).

Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun, seorang guru dari anggota kelompok melaksanakan pembelajaran research lesson di kelasnya sementara anggota yang lain menjadi pengamat. Guru-guru dari luar kelompok perencana juga diundang agar dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran. Setelah pelajaran selesai, lalu diadakan sesi debrefing (refleksi) dan para pengamat merefleksi serta membahas pelaksanaan research lesson. Hal-hal yang mereka pelajari dari diskusi itu menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan research lesson yang akan diimplementasikan di kelas lain. Kegiatan ini bersifat optiomal, namun sangat dianjurkan, terutama bagi pelaku lesson study pemula, karena pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan pengamatannya dalam siklus yang pertama dapat membantu guru-guru untuk mengetahui bagaimana perencanaan yang telah mereka buat akan benar-benar bisa berhasil dilaksanakan di kelas sesungguhnya. Menyaksikan pelaksanaan pembelajaran di kelas juga memfasilitasi terjadinya diskusi yang lebih produktif untuk mengembangkan pelajaran yang lebih baik. Setelah dilakukan revisi research lesson, anggota yang lain dari kelompok itu mengajarkannya di kelas lain. Jumlah pengamat biasanya lebih banyak dalam pelaksanaan research lesson yang ke dua ini. Seorang penasehat dari luar biasanya diundang pada kesempatan ini. Setelah pelajaran berakhir, kemudian dilaksanakan sesi debriefing untuk merefleksi dan membahas pelaksanaan research lesson. Akhirnya, RPP research lesson dan pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari diskusi itu disusun menjadi sebuah laporan tertulis.

Agar pelaksanaan debriefing berjalan lancar dan efektif, perlu ada seorang fasilitator dan notulen. Guru yang mengajar, kelompok pembuat RPP research lesson, fasilitator, notulen, dan penasehat dari luar biasanya duduk bersama dan berdiskusi dengan pengamat-pengamat lainnya. Sesi debriefing ini dimulai dengan refleksi terhadap pelaksanaan research lesson oleh guru yang melaksanakan pembelajaran. Guru tersebut berbagi pandangan tentang proses belajar siswa, kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, keputusan-keputusan yang diambil yang menyimpang dari rencana semula, dan isu-isu penting lain yang ingin didiskusikannya bersama para peserta diskusi. Kemudian anggota-anggota tim penyusun RPP yang lain berbagi hasil pengamatan mereka. Dari refleksi guru-guru ini, fasilitator menyeleksi beberapa topik yang akan dijadikan fokus pembahasan, baru kemudian diskusi terbuka bagi semua peserta. Lima sampai sepuluh menit terakhir biasanya diperuntukkan bagi penasehat dari luar (knowledgeable other). Penasehat dari luar akan bertugas merangkum hasil diskusi dan memberikan saran-saran bermanfaat mengenai hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran dari pengamatan research lesson itu bagi semua peserta.

Refleksi dan Perekaman

Untuk membuat ringkasan (summary) tentang kegiatan dan pencapaian kelompok lesson study serta membuat rekaman/laporan agar dapat dimanfaatkan di kemudian hari, sekolah mengumpulkan RPP research lesson yang telah dibuat sepanjang tahun, data serta catatan hasil observasi, sampel-sampel pekerjaan siswa, catatan hasil diskusi, dan refleksi mengenai kegiatan lesson study untuk dijadikan sebagai laporan akhir. Rekaman ini menjadi resources yang penting bagi para guru untuk memperbaiki praktik pembelajaran mereka di kemudian hari. Di Jepang sekolah-sekolah membuat laporan lesson study semacam ini yang kemudian disimpan di sekolah, di dewan pendidikan dan pusat-pusat pendidikan. Laporan-laporan ini seringkali dibagi-bagikan ketika ada penyelenggaraan lesson study open house dan dihadiahkan kepada tamu-tamu penting yang berkunjung ke sekolah. Di Jepang, guru-guru menerbitkan banyak buku studi kasus tentang lesson study, yang juga tersedia di toko-toko buku besar.

Jadwal Tahunan Pelaksanaan Lesson Study dalam Konaikenshu

Dalam setting konaikenshu, masing-masing sub-group umumnya melaksanakan dua atau tiga siklus lesson study per tahunnya. Kelompok-kelompok perencana research lesson terlibat dalam siklus-siklus lesson study saat mereka tidak sedang sibuk dengan kegiatan sekolah. Mereka cenderung menghindari pelaksanaan lesson study ketika sekolah menyelenggarakan event-event penting, tes, dsb. Ketika mereka punya cukup waktu, guru-guru biasanya terlibat secara intensif dalam kegiatan lesson study. Pada awal tahun, waktu untuk lesson study biasanya dimanfaatkan untuk merencanakan jadwal lesson study dan penetapan tujuan. Di akhir tahun, waktu dicadangkan untuk membuat ringkasan (summary) kegiatan-kegiatan lesson study. Terdapatnya banyak grup penyusun RPP research lesson yang berbeda memberi kesempatan lebih banyak kepada para guru untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan dengan matang serta terlibat dalam diskusi-diskusi pelaksanaan pembelajarannya. Guru-guru Jepang menyatakan bahwa setiap tahun mereka biasanya mepunyai sekitar 10 kesempatan melakukan observasi research lesson di sekolah maupun di luar sekolahnya dan mendapat satu atau dua kesempatan mengajar di hadapan guru-guru lain sebagai bagian dari lesson study. Selain itu, mereka juga melaporakan bahwa lesson study dalam setting konaikenshu ini membantu guru-guru melaksanakan pembelajaran yang konsisten dan koheren bagi siswa di sekolah (Yoshida 1999).

Lesson Study Open House

Sesekali, sekolah-sekolah di Jepang membuka diri untuk umum guna memperlihatkan prestasi mereka dalam pelaksanaan lesson study. Tujuan lesson study open house adalah untuk berbagi capaian lesson study suatu sekolah dengan sekolah-sekolah lain dan berdiskusi dengan tamu undangan untuk belajar dari mereka. Biasanya, juga dilaksanakan sejumlah pembelajaran research lesson sementara para tamu bertindak sebagai pengamat. Lalu disusul dengan diskusi tentang pelaksanaan research lesson. Sekolah tuan rumah biasanya membuat booklet berisi RPP research lesson disertai brosur yang memberi gambaran tentang keadaan sekolah serta hasil karya dari pelaksanaan lesson study. Guru-guru setempat yang cukup berpengaruh, widyaiswara, dan profesor dari perguruan tinggi sering diundang sebagai penasehat luar untuk menyampaikan perspektif mereka tentang pencapaian pelaksanaan lesson study di sekolah itu.

Ciri-ciri Utama Lesson Study

Lesson study memberi kesempatan nyata kepada para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) di ruang kelas. Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan, dan refleksi pada praktik pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapat membantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari.

Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara mengamati dan mendiskusikan praktik pembelajaran di kelas. Kesempatan ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya. Kemudian guru mengumpul-kan data ketika melakukan pengamatan terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.

Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan pengembangan profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat membantu mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara keseluruhan. Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang otonom tentang pembelajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) di ruang kelas sepanjang hidupnya.

Referensi

Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to Improving Instruction Through School-Based Teacher Development. Disertasi Doktoral yang tidak diterbitkan, The University of Chicago.

Paper ini aslinya diterbitkan secara online pada Agustus 2003.

Tentang Pengarang

Makoto Yoshida, Ph.D. myoshida@globaledresources.com

Makoto Yoshida adalah salah seorang pendiri dan presiden Global Education Resources. Ia lahir di Hiroshima, Jepang, dan sekarang tinggal di New Jersey. Ia datang ke Amerika Serikat untuk belajar di Lewis and Clark College di Portland, OR, tempat dia menerima gelar B.A. dalam bidang pendidikan dan psikologi. Ia menerima M.A dan Ph.D. dalam bidang pendidikan dari University of Chicago. Penelitian desertasi doktornya difokuskan pada pelaksanaan lesson study di Jepang.

- See more at: http://wibialwis.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-tampilan-posting-di-home.html#sthash.4Dv3iKkD.dpuf